Jalur Sutra, Sebagai Saksi perdagangan Kuno Asia-Eropa

Jalur Sutra, Sebagai Saksi perdagangan Kuno Asia-Eropa 
Rute perdagangan jalur sutra

Halo, guys! Selamat datang kembali di blog gue. Di postingan blog kali ini gue akan membahas tentang sebuah jalur perdagangan legendaris yang menghubungkan Asia dan Eropa. Ya, apalagi kalau bukan jalur sutra. Jalur perdagangan ini sanggatlah berjasa pada masanya dan di gunakan hingga berabad-abad. Saksi penting dari perdagangan dunia adalah jalur sutra. Oke,  langsung saja kita cari tahu dan bahas tentang jalur sutra.

Apa itu jalur sutra?

Jalur sutra adalah sebuah rute perdagangan yang membentang dari Cina sampai ke bagian Eropa timur. Istilah penamaan jalur sutra ini dipopulerkan oleh seorang tokoh bernama Ferdinand von Richtofen, yang ahli dalam bidang geografi asal Jerman.
Kenapa disebut dengan jalur sutra? Hal ini karena perdagangan yang dilakukan didominasi oleh komoditas sutra yang dijual oleh para pedagang Cina.

Sejarah perdagangan jalur sutra

Awalnya rute perdagangan jalur sutra ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Han (206SM-220M) di Cina untuk mengekspor kain sutra ke arah barat. Perjalanan rute ekspor inilah yang menjadi cikal bakal dari ide pembentukan jalur sutra. Para pedagang membawa dagangan mereka melewati berbagai wilayah seperti India, Persia, Jazirah Arab, dan Eropa bagian timur. Dengan menggunakan unta atau kereta kuda para pedagang melewati gurun dan lembah-lembah di jalur sutra.

Namun, rute yang panjang ini tentunya akan membuka kesempatan bagi para bandit dari kawasan Asia Tengah untuk mencuri dari para pedagang yang melewati jalur ini. Hal ini tentunya akan sangat membahayakan para pedagang. Oleh karena itu muncul perluasan penjagaan militer yang dilakukan Dinasti Han untuk menjaga keamanan para pedagang.

Kemudian muncul sebuah gagasan untuk menjalin sebuah hubungan dari suku-suku yang ada di kawasan Asia Tengah dalam rangka memperluas rute perdagangan pada 114 SM. Seorang Jenderal Zhang qian akhirnya diutus untuk melakukan aliansi tersebut. Suku-suku ini kemudian dilibatkan dalam perdagangan. Lalu, terbentuklah jalur sutra. Dalam perkembangannya, rute dari jalur sutra semakin bertumbuh dengan adanya hubungan perdagangan yang dijalin antara Romawi dan Tiongkok.

Pengaruh jalur sutra

Jalur sutra yang membentang 7000 mil dari Cina sampai Eropa, tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap interaksi perdagangan tersebut. Adanya jalur sutra membuka proses Akulturasi di antara para pedagang jalur sutra. Akulturasi yang berlangsung tentunya tidak hanya seputar budaya. Tetapi juga merambah ke bidang-bidang lain seperti penyebaran agama, ilmu filsafat dan juga teknologi di kawasan jalur sutra tersebut.

Jalur sutra ternyata juga dipercaya beberapa sejarawan berpengaruh terhadap momok penularan penyakit di Eropa pada masanya. Wabah penyakit pes yang dikenal dengan peristiwa Black Death. Di kutip dari Historia.id penyakit pes diduga berasal dari kutu yang terinfeksi kuman Yersinia pestis, kutu-kutu itu awalnya berkembang biak di bulu-bulu tikus yang tertular. Lalu, kutu-kutu ini akhirnya menyusup di komoditi dagang seperti gandum dan pakaian yang dibawa oleh para pedagang yang melewati jalur sutra.

Namun, pandangan ini di bantah oleh Ole Jorgen Benedictow yang merupakan seorang sejarawan dari Norwegia. Dia berpendapat kalau penyebaran penyakit pes bukanlah disebabkan oleh jalur dagang sutra darat dari Tiongkok, melainkan ditularkan melalui sekitaran Laut Kaspia, yang terletak di Selatan Rusia. Penyakit pes ini diduga menyebar pada saat musim semi tahun 1346.

Rute dan perkembangan jalur sutra

Jalur sutra yang menjadi rute perdagangan dunia ini memiliki jalur yang membentang dari daratan Asia sampai dengan Eropa. Wilayah-wilayah yang ada di jalur sutra meliputi Cina, Asia bagian tengah, India bagian Utara, kekaisaran Parthia dan Romawi. Selain itu kawasan Korea dan jepang juga terpengaruh dengan adanya rute jalur sutra ini. Rute utama dari jalur sutra memiliki jarak sekitar 6.437 km.

Jalur sutra juga terbagi menjadi rute jalur di Utara dan Selatan. Di kutip dari wikipedia.com, pada rute bagian utara jalur sutra ini membentang dari Bulgar-Kipchak menuju Eropa Timur dan wilayah semenanjung crimea, kemudian berlanjut ke Laut Hitam, Laut Marmara, setelah itu Balkan sampai dengan wilayah Vatikan. Sedangkan bagian jalur selatannya membentang dari Turkestan-Khorasan sampai dengan wilayah Mesopatamia, Anatolia dan Antokia. Lalu berlanjut ke Laut Tengah. Bisa juga melewati wilayah Levant yang menuju ke Mesir sampai berakhir di kawasan Afrika Utara.

Namun, rute ini bisa saja berubah tergantung dengan kondisi alam dan cuaca yang dihadapi. Terkadang para pedagang akan melakukan perjalanan melalui jalur sutra pada saat musim dingin. Hal ini berkaitan dengan pasokan air yang tersedia. Pada sekitaran kawasan jalur sutra ini juga ada karavan yang berbentuk semacam benteng, di dalamnya tersedia toko, penginapan untuk beristirahat dan tempat-tempat penitipan hewan.

Pada masanya ada sebuah kota terbesar yang ada di daerah jalur sutera ini. Kota itu adalah Samarkand, yang terletak di Uzbekistan. Kota ini menjadi tempat persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan ke daerah Eropa. Alasan kenapa kota ini menjadi besar dikarenakan adanya sebuah suplai air untuk sekitar 200 ribu orang. Kota ini juga dipenuhi dengan orang-orang terpelajar seperti para ahli astronomi dan sastrawan, selain itu kota Samarkand juga terkenal dengan para tukang kayunya.

Perdagangan di Asia Tengah melalui jalur sutra juga dijalin antara para pedagang Cina dan India. Cina yang menjual sutra, giok, emas, dan perak. Sementara India berdagang dengan komoditas rempah-rempahnya. Adanya hubungan dagang antara Cina dan India ini memainkan sebuah peran penting dalam alur perdagangan sutra dari Cina menuju Mediterania. Pasalnya orang-orang India juga menjual kain sutra dari Cina kepada  kekaisaran Roma. Perdagangan di wilayah Asia Tengah dan India pada saat itu diatur oleh Kekaisaran Parthia.

Seiring berkembangnya waktu, yaitu pada akhir abad ke-15, kesibukan aktivitas dagang di jalur sutra masih berlangsung. Pada saat itu, Eropa menjadi pusat dunia. Perdagangan di jalur sutra dijadikan sebagai akses untuk menyerap pasokan-pasokan yang dijual seperti emas dan perak dari Amerika, berbagai rempah melalui India, barang-barang porselen, komoditas teh dan sutra dari Cina, serta para budak dari Afrika. Jalur sutra pada saat itu dijadikan sebagai penyaluran pasokan untuk negara-negara kuat.

Arus perdagangan di jalur sutra masih aktif digunakan sampai dengan 1453 M. Jalur sutra sempat ditutup oleh Kesultanan Ottoman dan memboikot para pedagang dari Cina. Semenjak saat itu, perdagangan antar negara ditutup.

Sedangkan pada abad 21 ini jalur sutra masih aktif melalui OBOR (One Belt One Road) yang digagas oleh pemimpin tinggi Tiongkok Xi Jinping. OBOR ini akan berfokus pada kerja sama dagang antar negara-negara di Eurasia, yang akan memfokuskan pada investasi infrastruktur, material konstruksi, akses kereta api dan jalan raya, jaringan listrik, real etsate, serta besi dan baja.

Baca juga: Eksplorasi Goa Mandala & Benteng Madang (Menelusuri Jejak Pra-Sejarah & Perang Banjar)

Nah, itu dia pembahasan tentang rute dagang legendaris jalur sutra. Pada masanya jalur sutra sangat memegang peranan penting dalam sejarah perdagangan dunia. Dan, pada tanggal 22 Juni 2014, rute jalur sutra sepanjang 5000 km telah diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.

Oke, mungkin itu saja yang bisa gue sharing tentang jalur sutra untuk kalian. Kita bertemu lagi di postingan-postingan blog gue selanjutnya. SEE YOU!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Jalur Sutra, Sebagai Saksi perdagangan Kuno Asia-Eropa "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel