Indonesia dengan Permasalahan Pendidikannya [Apa Saja? Berikut Penjelasannya]
Menurut survei yang dilaporkan PISA (Programme for International Student Assessment) di ASEAN, Indonesia menduduki peringkat ke-62 di bidang sains, 63 di bidang matematika, dan 64 di bidang membaca dari 70 negara yang di survei. Bayangkan peringkat 64 dari 70 negara, dengan hasil yang seperti itu seharusnya kita merasa malu dan prihatin dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia. Kita masih tertinggal dari negara tetangga kita seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand.
PISA sendiri merupakan survei yang menguji kemampuan siswa berusia 15 tahun untuk tiga bidang keahlian, yaitu membaca, matematika, dan sains. Survei ini berada di bawah inisiasi dari Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD).
Sementara itu, dalam indeks pendidikan UNESCO, Indonesia menempati posisi 108 di dunia dengan skor 0,603 dan nomor lima di Asia Tenggara, masih di bawah Thailand, Malaysia, Brunei Darusalam dan Singapura. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui kalau kualitas pendidikan yang ada di Indonesia masih sangat jauh tertinggal dibanding dari negara lainnya.
Riset terbaru dari Professor Lant Pritchentt, Harvard Canady School yang meneliti anak-anak umur 15 tahun di Jakarta dan ternyata anak-anak di Jakarta tertinggal 128 tahun dari negara lain. Bayangkan 128 tahun, apa yang membuat kita begitu tertinggal dari segi pendidikan dibandingkan dengan negara lain? Tentunya ada beberapa faktor yang mengakibatkan rendahnya kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Kurangnya fasilitas pendukung
pendidikan di Indonesia
pendidikan di Indonesia
Banyak sekolah dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia masih kekurangan fasilitas. Sebut saja seperti gedung yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar yang kurang memadai. Selain itu terbatasnya dan tidak lengkapnya koleksi buku-buku, serta laboratorium yang disediakan masih belum sesuai dengan standar. Begitu juga dengan teknologi yang belum memadai. Bahkan masih banyak gedung sekolah yang ada di Indonesia yang tidak memiliki gedungnya sendiri, tidak memiliki perpustakaan yang layak, bahkan tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Hal ini menjadi potret betapa Kurangnya pembangunan di sektor pendidikan. Contohnya saja pendidikan yang ada di kawasan terpencil Indonesia yang notabenenya sangat memprihatinkan dan berbanding terbalik dengan keadaan di daerah-daerah maju seperti yang ada di pulau Jawa. Hal ini menggambarkan belum meratanya pembangunan di sektor pendidikan Indonesia.
2. Kualitas tenaga pendidik yang harus ditingkatkan
Hal ini bukan berarti kualitas tenaga pendidik di Indonesia itu rendah. Namun, lebih kepada masih sedikitnya tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi yang layak. Kelayakan mengajar tersebut memiliki hubungan dengan tingkat pendidikan dari pengajar itu sendiri.
Berdasarkan data dari Balitbang Depdiknas menunjukkan Pada tingkat SD tenaga pendidik yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar 11,33% sementara untuk tingkat pendidikan S2 sebesar Berdasarkan pasal 39 UU No 20/2003 seorang tenaga pendidik harus merencanakan pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Baca juga: Kualitas Pendidikan Singapura Vs Indonesia [Menelusuri Keunggulan Pendidikan Singapur]
Baca juga: Kualitas Pendidikan Singapura Vs Indonesia [Menelusuri Keunggulan Pendidikan Singapur]
Seorang tenaga pendidik bukan hanya sekedar pandai dalam bidangnya saja, akan tetapi seorang tenaga pendidik harus mampu mentransfer ilmu yang dia ketahui dan pahami tentang suatu mata pelajaran tertentu. Sehingga membuat siswa paham dengan apa yang diajarkan. Seorang guru juga dituntut untuk bisa memahami siswa dengan baik dan bisa membawa suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.
Selain itu, seorang tenaga pendidik harus memiliki pengetahuan yang luas, bukan hanya pada satu mata pembelajaran saja.
Namun, juga harus mengerti mengenai segala hal, agar bisa menjawab pertanyaan para siswa tentang dunia yang ada di sekitarnya. Di samping itu seorang tenaga pendidik juga adalah teladan bagi siswa, sehingga seorang tenaga pendidik dituntut untuk memberi contoh yang baik kepada semua siswanya.
Namun, juga harus mengerti mengenai segala hal, agar bisa menjawab pertanyaan para siswa tentang dunia yang ada di sekitarnya. Di samping itu seorang tenaga pendidik juga adalah teladan bagi siswa, sehingga seorang tenaga pendidik dituntut untuk memberi contoh yang baik kepada semua siswanya.
3. Kebijakan pemerintah yang terus berubah
Jika diamati sepertinya Indonesia masih belum menemukan cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan seringnya pemerintah mengubah kebijakan-kebijakan yang akan mengakibatkan terombaknya sistem pendidikan.
Pada pembahasan sebelumnya sudah di bahas mengenai banyaknya pergantian sistem pembelajaran yang ada di Indonesia, yaitu sudah sebanyak 10 kali. Seringnya perubahan kebijakan ini akan mengakibatkan pro dan kontra di masyarakat dan akan berdampak juga dengan kebingungan bagi masyarakat dan guru dalam mengajar.
4. Setiap sekolah berlomba menciptakan citra yang baik
Hal ini dilakukan oleh banyak sekolah yang ada di Indonesia untuk menyerap dan menarik minat para peserta didik baru. Tak jarang dan tidak sedikit pula pihak sekolah yang menghalalkan segala cara agar citra sekolah mereka terlihat baik oleh masyarakat.
Terkadang ada banyak cara kotor yang dilakukan sekolah-sekolah tersebut untuk mendapatkan penilaian baik dari masyarakat. Cara-cara tersebut seperti merekayasa nilai, menskenario nilai dan membuat standar nilai yang tinggi. Hal ini mengakibatkan nilai yang ada di sekolah tersebut tidak sesuai dengan kemampuan siswa yang ada. Artinya, nilai yang dibuat tidak sesuai dengan fakta dan nilai-nilai yang dihasilkan cenderung bersifat fiktif, dan ini akan berdampak pada kualitas siswa yang menjadi rendah.
5. Kebiasaan menyontek
Kebiasaan menyontek ini menjadi potret negatif pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh siswa yang malas belajar namun ingin mendapatkan nilai yang tinggi. Sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan cara menyontek.
Kebiasaan menyontek ini juga menjadi cikal bakal dari maraknya korupsi, karena mereka yang melakukan korupsi itu sama halnya dengan menyontek, mereka menginginkan harta yang berlimpah, namun malas dalam bekerja. Hal-hal yang dipandang kecil seperti inilah yang membuat rendahnya kualitas SDM yang ada di Indonesia baik itu dari segi kecerdasan dan pemikirannya.
Belum ada Komentar untuk "Indonesia dengan Permasalahan Pendidikannya [Apa Saja? Berikut Penjelasannya]"
Posting Komentar