Pengalaman Menerbitkan Buku di Penerbit Indie Beserta Kelebihan & Kelemahannya
Apa itu penerbit indie?
Sebelumnya apakah ada yang tahu apa sih penerbit indie itu? Bagi kalian yang belum tahu, penerbit indie bisa diartikan sebagai sebuah usaha bagi seorang penulis untuk menerbitkan naskah mereka sendiri dan bukan dari penerbitnya. Jadi, peran penerbit di sini hanya menjadi suatu wadah di mana kalian bisa menerbitkan buku hasil karya kalian sendiri. Penerbit indie ini juga biasanya disebut juga dengan penerbit mandiri dan penerbit independen. Oke itu dia pengertian dari penerbit indie. Semoga paparan tadi membuat kalian paham dengan pengertian dari penerbit indie.
Sistem menerbitkan buku di penerbit indie
Biasanya kalau kalian ingin menerbitkan buku di penerbit indie, maka akan ada pembayaran yang harus dilakukan. Pembayaran ini biasanya digunakan untuk biaya cetak, biaya editing, desain cover dan untuk ISBN. Untuk pembayaran ini biasanya bervariasi tergantung penerbitnya. Namun, untuk biaya ISBN biasanya menelan kocek Rp 350.000.
Harga cetak buku biasanya tergantung dari berapa jumlah eksemplar yang kalian inginkan untuk dicetak, jumlah halaman dari naskah kalian, editing naskah, jenis dan ukuran kertas yang digunakan juga berpengaruh terhadap biaya cetak. Selain itu, layout, jenis buku full colour atau hitam putih yang kalian pilih juga turut mempengaruhi harga.
Tapi, di samping itu ada penerbit indie yang juga mengadakan promo penerbitan gratis. Dengan syarat harus membeli beberapa eksemplar buku kalian sendiri. Selain membeli buku eksemplar kalian sendiri, beberapa penerbit indie juga memiliki beberapa syarat atau kriteria khusus bagi naskah yang ingin diterbitkan secara gratis. Jadi, tidak semua naskah akan diterima, melainkan akan melalui tahap seleksi juga. Namun, jika kalian memiliki modal dan ingin melakukan pembayaran maka tahap seleksi ini tidak akan berlaku. Selain itu, terkadang beberapa penerbit indie juga mengadakan diskon-diskon untuk menerbitkan buku.
Kelebihan menerbitkan buku di penerbit indie
Jika kalian menerbitkan buku di penerbit indie, kalian akan mendapatkan beberapa kelebihan. Kelebihan pertama yang kalian dapatkan adalah tidak ada seleksi untuk mencetak naskah kalian. Asalkan naskah kalian tidak melanggar hukum yang mengandung konten pornografi, isu sara, atau karya plagiat. Maka, karya kalian bisa diterima dan dicetak. Jadi, tidak ada batasan umur, gender, atau seberapa terkenalnya nama kalian. Para penerbit indie akan selalu siap untuk menerbitkan naskah kalian.
Penerbit indie tidak membatasi seperti apa genre naskah kalian, entah itu genre horor, thriler, misteri, romantis, fantasi, kumpulan puisi, cerpen, sampai cerita anak sekali pun juga pasti diterima oleh penerbit indie. Selain itu, jumlah halaman naskah kalian juga tidak dibatasi. Terserah kalian ingin menerbitkan buku sampai setebal 1000 halaman atau buku setipis wafer juga bisa. Penerbit indie tidak membatasi kreativitas kalian dalam menulis.
Selain keunggulan yang telah dipaparkan tadi, ada beberapa keunggulan yang membuatku paling suka dengan penerbit indie. Karena aku tipe orang yang tidak suka menunggu lama. Maka, penerbit indie menghadirkan proses penerbitan yang cukup cepat. Berdasarkan pengalamanku menerbitkan buku antologi bersama kawan-kawanku, proses penerbitan maksimal biasanya hanya memakan waktu beberapa hari saja.
Berbeda dengan penerbit mayor yang bisa memakan waktu sampai berbulan-bulan. Bahkan, kabar naskah kalian diterima atau ditolak saja bisa memakan waktu yang lama.
Kelemahan menerbitkan buku di penerbit indie
Ada beberapa kelemahan jika kalian ingin menerbitkan naskah secara indie. Kelemahan pertama dari penerbitan secara indie adalah semua biaya penerbitan ditanggung oleh penulis sendiri. Seperti yang sudah di paparkan di atas tadi budget untuk menerbitkan buku secara indie berbeda-beda tergantung dari penerbitnya.
Buku hanya diterbitkan apabila ada yang memesan atau nama kerennya disebut dengan sistem POD (Print on Demand). Jadi, penerbit di sini tidak menerbitkan buku secara masal. Jika, pemesanan misalnya hanya 10 buku maka buku yang dicetak juga akan berjumlah 10 buku.
Pemasaran atau promosi penerbitan secara indie hanya dilakukan sekedarnya saja dengan jangkauan pasar yang tidak terlalu besar. Penerbit indie hanya melakukan promosi dengan memposting buku kalian di sosial media mereka. Jadi, kalian sendiri yang harus aktif mempromosikan buku kalian secara besar-besaran. Jika, kalian sudah mempunyai nama yang besar, maka promosi dan pemasaran kalian juga akan jadi besar.
Buku-buku yang diterbitkan di penerbit indie tidak bisa masuk ke toko-toko buku besar yang ada di Indonesia seperti Gramedia. Buku dari penerbit indie biasanya hanya di pasarkan secara online saja.
Pengalaman pribadi menerbitkan buku di penerbit indie
Bisa dibilang menulis sudah gua jadikan passion hidup. Jadi, tujuan gua nulis hanya untuk menyalurkan hobi dan berkarya saja. Gua juga cuman penulis pemula yang masih perlu belajar banyak. Sejauh ini gua sudah punya karya dari hobi gua, di tahun 2019 kemarin sudah ada 5 buku antologi yang sudah terbit melalui penerbit indie. Gua di sini akan sharing bagaimana pengalaman gua menerbitkan buku di penerbit indie.
Jadi, awal gua menerbitkan buku adalah saat gua ikut event nulis bareng. Info-info tentang event nulis bareng ini gua dapetin di grup Whatsapp. Tapi, kalian juga bisa mencarinya di internet atau di media-media sosial seperti Instagram dan Facebook. Event nulis bareng ini adalah sebuah proyek yang diadakan oleh suatu organisasi atau perorangan guna mengumpulkan karya-karya dari beberapa penulis untuk dibukukan menjadi sebuah buku antologi.
Biasanya jika kalian mengikuti event nulis bareng, kalian akan dimasukkan ke dalam sebuah grup untuk mempermudah mengontrol dan memberikan informasi tentang proyeknya. Nantinya akan ada persyaratan dan tema khusus yang diberlakukan dalam event ini. Kalian juga diwajibkan untuk membeli minimal satu buah buku eksemplar karya kalian.
Untuk waktu dari penerimaan naskah sampai buku kalian ada di pelukan kira-kira memakan waktu kurang lebih 3 minggu sampai sebulan.
Ada deadline yang juga diberlakukan dalam event nulis bareng ini dan kalian harus wajib mematuhinya. Untuk harga buku, ya tergantung dari tebal buku dan penerbitnya.
Kalian juga bisa mendapatkan keuntungan kalau ada yang membeli buku lewat kalian. Misalkan harga buku untuk umum dijual seharga 71 ribu. Tapi, untuk harga kontributor biasanya ada potongan harga, misal 66 ribu. Kalian jualnya dengan harga untuk umum. Tapi, kalian tetap transfer ke penerbit seharga kontributor.
Jadi, kalian bisa mendapatkan untung 5000 rupiah setiap ada yang membeli buku lewat kalian. Kalau kalian ingin mendapatkan untung yang banyak, kalian harus gencar mempromosikan buku kalian.
Kalau gua pribadi sih, nggak pernah berniat untuk promosi seperti itu. Karena niat gua dari awal hannyalah sebatas untuk berkarya saja. Tapi, gua jujur aja sih lama kelamaan gua juga jadi tergiur untuk mendapatkan royalti dari hasil karya gua.
Menurut pandangan dari pribadi gua, seberapa besarnya nama kalian dan follower di media sosial kalian akan sangat berpengaruh kepada besarnya pendapatan buku kalian. Bahkan hasil yang didapatkan juga tak jarang bisa lebih besar daripada pendapatan di penerbit mayor.
Oke, mungkin itu saja yang bisa gua sharing tentang pengalaman gua menerbitkan buku seacara indie. Jika kalian penulis pemula yang ingin bermimpi untuk menerbitkan buku, maka penerbit indie bisa menjadi solusi untuk kalian. Bahkan ada penulis-penulis yang sudah memiliki nama besar melalui penerbit indie, seperti Dee Lestari. Jika, menulis adalah passion kalian yang hanya ingin untuk berkarya saja, maka menerbitkan buku di penerbit indie adalah pilihan yang tepat untuk kalian.
Ingat! segala sesuatu yang kalian lakukan dengan sungguh-sungguh dan konsisten, maka akan menghasilkan sesuatu yang juga akan bermanfaat bagi kalian nantinya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian. Terus semangat untuk menulis dan menggapai mimpi kalian. SEE YOU NEXT TIME!
Belum ada Komentar untuk "Pengalaman Menerbitkan Buku di Penerbit Indie Beserta Kelebihan & Kelemahannya"
Posting Komentar