Catatan Kurikulum yang Pernah di Terapkan di Indonesia

Kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia

mediamu.id

Kurikulum adalah keseluruhan program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan misi lembaganya (Hasbullah, 2010: 21). Tercatat negara ini sudah 10 kali mengganti kurikulum pembelajarannya. Sejak Indonesia merdeka sampai sekarang, pergantian kurikulum yang dilakukan tersebut  bertujuan untuk menyesuaikan dengan suasana yang ada pada saat itu. Banyaknya pergantian kurikulum ini menunjukkan  kalau Indonesia masih belum memiliki rencana pembangunan yang bersifat jangka panjang dalam sistem pendidikannya.

Baca juga: Indonesia dengan Permasalahan Pendidikannya [Apa Saja? Berikut Penjelasannya]

Berikut paparan mengenai penerapan dan perubahan kurikulum pembelajaran di Indonesia dari sejak awal merdeka sampai sekarang:

1. Rentjana Pelajaran 1947

Kurikulum ini dilaksanakan pada tahun 1950. Dan Rentjana Pelajaran 1947 ini juga menjadi kurikulum pertama yang diterapkan di Indonesia. Karena penerapannya pada masa awal kemerdekaan dan Indonesia juga masih dalam suasana perjuangan. Maka pendidikan saat itu hanya ditekankan pada pendidikan pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini adalah penyempurnaan dari kurikulum 1947. Sistem penerapan kurikulum ini sudah lebih memperhatikan dan mengarah pada suatu wujud Sistem Pendidikan Nasional. Dan setiap metode pelajarannya dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Rentjana Pendidikan 1964

Penyempurnaan terus dilakukan oleh pemerintah dalam penerapan kurikulumnya. Pada kurikulum ini pemerintah mulai memperhatikan pengetahuan dalam bidang akademik untuk rakyat. Sehingga penerapan pembelajaran di dasarkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan dalam aspek moralitas, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan (keterampilan) dan jasmani.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum ini dibuat pada masa pemerintahan Orde Baru dan lebih bersifat politis. Kurikulum ini menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang dinilai sebagai hasil dari produk Orde Lama. Kurikulum ini mempunyai misi yang harus dicapai, misi tersebut adalah membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan.


5. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 ini merupakan produk hasil yang mendapatkan pengaruh dari Konsep di bidang manajemen MBO. Dalam penerpanya metode, materi, dan tujuan pengajaran dari kurikulum ini dirinci oleh Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI). Di kurikulum 1975 ini menekankan pada keefektifan dan keefisienan pembelajaran. 

6. Kurikulum 1984

Kurikulum ini menekankan pada proses pendekatan keahlian. Jadi, para siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Pada kurikulum ini para siswa ditinjau dari bagaimana siswa mengamati sesuatu , mengelompokkan, mendiskusikan, sampai melaporkan sesuatu. Model pembelajaran ini disebut dengan cara Belajar Siswa Aktif (BSA).

7. Kurikulum 1994 & Suplemen Kurikulum 1999

Bisa dibilang kurikulum ini merupakan kurikulum yang paling padat yang pernah diterapkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kurikulum ini merupakan hasil dari perpaduan dari dua kurikulum yakni, Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984. Karena kepadatannya kurikulum ini mendapatkan kritikan keras, karena dinilai beban belajar dari para siswa terlalu berat, yakni dari muatan nasional sampai muatan lokal.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetisi)

Pada sistem KBK ini menitik beratkan pada pencapaian kompetisi siswa dari individual ataupun klasikal yang berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Pada kegiatan pembelajarannya kurikulum ini melakukan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber belajarnya pun tidak hanya guru, namun juga bisa melalui sumber belajar yang lain asalkan dengan syarat memenuhi unsur edukatif.


9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Di kurikulum 2006 ini para tenaga pendidik dituntut agar bisa mengembangkan silabus dan penilaian mereka secara mandiri dan disesuaikan dengan kondisi sekolah dan daerahnya masing-masing. Nantinya hasil pengembangan yang dilakukan dari semua mata pelajaran akan dihimpun lagi menjadi sebuah perangkat yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 

Pada dasarnya sistem kurikulum ini hampir sama saja dengan kurikulum 2004, letak perbedaannya hanya pada letak kewenangan dalam penyusunannya, yang menitik beratkan pada jiwa dari desertanilasasi sistem pendidikan.

10. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 ini merupakan sebuah langkah lanjutan dari Pengembangan kurikulum sebelumnya, yakni, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup penilaian dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. 

Melalui proses Pendekatan yang berbasis ilmiah dipandang sebagai jalannya untuk terciptanya sebuah perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dari para peserta didik. Kurikulum ini lebih mengedepankan proses penalaran induktif (inductive reasoning) para peserta didik dibandingkan dengan proses penalaran yang bededuktif (deductive reasoning).

Penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat membentuk karakter dari peserta didik menjadi lebih baik dengan proses penalaran secara induktif. Di kurikulum 2013 ini diharapkan para peserta didik memiliki karakter yang dapat di implmentasikan pada diri siswa yaitu karakter disiplin, menghargai guru, percaya diri, serius, dan religius. Fakta pendukung pada poin ini adalah hasil analisis data melalui angket yang diberikan kepada guru maupun siswa (Yetty Morelent dan Syofiani, 2015: 152).

Baca juga: Masalah Pendidikan di Indonesia Berikut Solusinya

Kendala-kendala yang dirasakan oleh guru adalah belum memadainya sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga menghambat kreativitas yang sudah dipersiapkan. Di samping itu ada juga kendala jumlah siswa yang tidak sesuai dengan jumlah yang ideal sehingga menghambat pemantauan guru dalam proses PBM (Yetty Morelent dan Syofiani, 2015: 152).

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Belum ada Komentar untuk "Catatan Kurikulum yang Pernah di Terapkan di Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel